Kolom Siswa: Shofiyah Zahira - Tanpa Piala Penuh Hikmah: Pelajaran dari Panggung Tahfidz

admin
By -
0
Saya Shofiyah Zahira, biasa dipanggil Zahira. Seorang siswi/santri Kelas 6 dari SD Muhammadiyah 2 Dukun. Saya mengikuti lomba Tahfidz Al-Qur’an Juz 30 dalam ajang lomba Festival Faqih Usman ke-7 (FFU#7) tingkat SD/MI Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik. 


Final lomba FFU#7 dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November 2023, dimulai sejak pukul 08.00 WIB, di Gedung Hall “Sang Pencerah” Lantai 8 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Ruangan itu terasa megah dan hawa tegang bercampur haru memenuhi setiap sudutnya. 


Saya memutuskan ikut serta mengikuti ajang lomba tersebut karena ini adalah kesempatan pertama saya mewakili sekolah dan juga ingin membuktikan bahwa kesibukan sebagai siswi/santri tidak menghalangi untuk tetap menjaga dan memuliakan Al-Qur’an. Selain itu, SD Muhammadiyah 2 Dukun dikenal gencar menciptakan Religious Ecosystem, dan saya ingin menjadi bagian dari semangat itu. Lomba Tahfidz ini adalah lomba pertamaku di ajang sebesar ini. 


Persiapan saya sangat intensif, yaitu selama satu bulan penuh. Setiap malam, setelah shalat Maghrib dan Isya’ , saya menghabiskan waktu kadang di kamar atau ke rumah guru pendamping saya untuk muraja’ah. Saat di sekolah, saya rela tidak istirahat karena ingin muraja’ah bersama guru pendamping saya. Saya dibimbing dan didampingi oleh Ustadzah Risya yang merupakan guru pendamping Tahfidz di sekolah saya. 


Saya telah mengikuti babak penyisihan dari lomba Tahfidz yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 dengan daring di sekolah masing-masing. Pengumuman Finalis lomba Tahfidz tiba pada hari Rabu, 08 November 2023. Saya tidak menyangka ternyata masih diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan perjuangan saya pada babak final. 


Pada hari final, angin pagi yang sejuk di kota Gresik seolah membawa denyut semangat yang berbeda. Jantung saya berdegup lebih kencang dari biasanya. Hari ini, adalah hari final Lomba Tahfidz di Festival Faqih Usman ke-7 (FFU#7) tahun 2023. Setelah melewati babak penyisihan daring, kini saya berdiri di depan gerbang Universitas Muhammadiyah Gresik yang menjadi lokasi puncak acara. 


Saya datang kurang lebih sekitar setengah jam sebelum pembukaan. Saat acara pembukaan dimulai, saya senang karena banyak penampilan-penampilan yang menakjubkan dari berbagai sekolah. Setelah pembukaan dan sambutan, berlanjutlah dengan membagi ruangan-ruangan untuk setiap jenis lomba. Saya mulai merasa tegang dan gugup setelah disebutkan bahwa untuk lomba tahfidz akan bertempat pada ruang utama yaitu Aula “Sang Pencerah” tersebut, di mana semua orang bebas untuk menyaksikan finalis lomba tahfidz yang akan tampil. 


Sebelum nomor urut saya dipanggil untuk tampil, dengan perasaan tegang dan gugup, saya hanya bisa memegang Al-Qur’an dengan membaca sholawat yang sudah dibekali oleh orang tua dan guru saya. Jantung saya berdebar kencang saat nomor urut saya dipanggil. Begitu melangkah ke panggung, saya menarik napas dalam-dalam. Di hadapan tiga dewan juri, saya mulai memegang mic dan memulai bacaan dengan ta’awudz dan basmalah dengan suara yang bergetar. 


Materi lomba tahfidz adalah sambung ayat, sambung surah, dan tebak surah. Salah satu juri membacakan potongan ayat dari salah satu surah yang harus dilanjutkan dengan potongan ayat selanjutnya (sambung ayat), saya dapat melanjutkan dengan lancar. Ada satu momen kritis ketika saya sempat blank sejenak disaat potongan ayat terakhir dibacakan (sambung surah). Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan saya, namun saya teringat pesan Ustadzah untuk selalu tenang dan memohon pertolongan Allah. Saya memejamkan mata sebentar, pikiran saya bekerja keras mencari-cari dan kali ini, entah mengapa, ingatanku seolah membeku. Waktu terus berjalan, akhirnya Juri di tengah memencet bel yang berarti waktu sudah habis. Detik itu, rasanya dunia berhenti. Rasa malu dan kecewa menghantam keras. Saya hanya menunduk. Lalu sampailah disaat materi terakhir yaitu tebak surat, saya bisa menjawab dengan benar surah apa yang telah dibacakan oleh juri, walaupun dengan tangan dan suara yang bergetar karena teringat ayat yang dibacakan sebelumnya tidak dapat saya jawab. 


Setelah selesai dengan tiga materi yang diujikan (sambung ayat, sambung surah, dan tebak surah), saya turun dari panggung dengan perasaan lega, pasrah, dan menahan tangis karena masih teringat ada soal yang tidak bisa saya jawab. 


Tibalah sesi pengumuman. Jantung saya berdebar tak karuan. Pengumuman juara mulai dibacakan. Seperti dugaan saya, nama saya tidak dipanggil, bahkan untuk kategori harapan sekalipun. Saya tidak membawa pulang piala. Saya hanya bisa membawa Special Award berupa medali, yang mana medali tersebut diberikan kepada seluruh peserta finalis Festival Faqih Usman ke-7 (FFU#7). 


Rasa kecewa itu pasti ada, menusuk tajam. Saya hanya bisa tersenyum masam sambil menahan tangis. Usaha keras selama 2 bulan terasa seolah tak terbayar. Meski begitu, saya senang bisa sampai pada titik “Top Finalis” ini, karena pada babak penyisihan terdapat hampir 170 peserta dalam lomba Tahfidz kategori SD/MI, dan saya bisa masuk peringkat 10 besar. 


Saya cukup senang karena ini adalah pengalaman yang luar biasa, saya bisa menaiki panggung yang besar dan megah, berani untuk tampil di hadapan banyak orang. Tidak hanya karena prestasi, tetapi karena saya merasakan atmosfer doa dan dukungan luar biasa dari orang-orang yang menyaksikan, orang tua di rumah, dan semua guru dari sekolah saya. 


Kekalahan di Festival Faqih Usman ke-7 (FFU#7) mengajarkan saya satu hal besar yaitu kesiapan materi saja tidak cukup. Dibutuhkan ketenangan batin dan keikhlasan niat. Mungkin saya kalah bukan karena hafalan saya lemah, tapi karena hati saya terbebani oleh ekspektasi dan takut akan penilaian manusia (kamera, penonton, juri). 


“Bukan tentang kemenangan, tapi tentang pengalaman, bukan tentang juara, tapi tentang kerja keras dan usaha” 



Tentang Penulis

Shofiya Zahira

Kelas VIII-A

Shofiya Zahira, perempuan kelahiran Gresik ini tinggal di Padangbandung, Dukun, Gresik, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai siswi yang bersemangat dalam belajar dan aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah.

Tags:

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
6/related/default